wawancaraku dengan kakak manis yang bernama kak Sheila nurvatisma,tempat,tanggal lahir yaitu Banyuwangi,20 Januari 1995,hobi kakak ini yaitu jalan-jalan,menurut kak sheila,prodi biologi menjadi pilihan kuliah karena dalam biologi lebih mudah dipelajari ketimbang pelajaran eksak lainnya,kesulitan yang dialaminya selama menempuh kuliah di prodi biologi universitas jember ini adalah banyak laporan dan tugas yang harus diselesaikan selain itu tidak boleh malas dalam belajar agar tidak ketinggalan materi pembelajaran akan tetapi di balik semua itu hal yang menurut kak sheila menyenangkan di prodi biologi ini adalah kebersamaan yang tak akan pernah terlupakan.
journey of life
Sabtu, 18 Oktober 2014
Wawancara
wawancaraku dengan kakak manis yang bernama kak Sheila nurvatisma,tempat,tanggal lahir yaitu Banyuwangi,20 Januari 1995,hobi kakak ini yaitu jalan-jalan,menurut kak sheila,prodi biologi menjadi pilihan kuliah karena dalam biologi lebih mudah dipelajari ketimbang pelajaran eksak lainnya,kesulitan yang dialaminya selama menempuh kuliah di prodi biologi universitas jember ini adalah banyak laporan dan tugas yang harus diselesaikan selain itu tidak boleh malas dalam belajar agar tidak ketinggalan materi pembelajaran akan tetapi di balik semua itu hal yang menurut kak sheila menyenangkan di prodi biologi ini adalah kebersamaan yang tak akan pernah terlupakan.
inilah menurutku maba terbaik yang pernah kukenal selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan biologi Univer sitas jember.
Namanya :Nury Qurrota A'yun dan dia biasa dipanggil dengan sebutan ayu,tempat tanggal lahirnya yaitu Banyuwangi,20 Februari 1996,dia merupakan anak kedua dari dua orang bersaudara.
Kamis, 02 Oktober 2014
Isu kerusakan lingkungan beserta solusinya
Kementerian Lingkungan Hidup mengeluarkan booklet mengenai penanganan banjir dan longsor pada tahun 2012.
Outlet ini dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan dan
Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup. Adapun inti outlet
tersebut terdiri dari 6 poin antara lain 1. Potensi banjir dan longsor
di Indonesia, 2. Potensi Banjir dan longsor di Jawa, 3. Potensi banjir
dan longsor di DKI Jakarta, 4. Permasalahan kerusakan dan pencemaran di
DAS Ciliwung, 5.Perubahan tutupan Hutan dan Permukiman di DAS
Ciliwung,pada tahun 2000-2010 dan terakhir tawaran 6. Solusinya.
Daerah Potensi Banjir per tanggal 23 Desember 2012
Menurut data MTSAT-1R (Multi-Fungsional Trasport Satelite, Informasi separsial genangan, menunjukan daerah-daerah seperti: NAD (Banda Aceh, Singli, Lhokseumawe, Bireun, Langsa, Kutacane). Sumatera Utara (Stabat, Medan, Pangkalanbrandan, Lubuk pakam, Tebing Tinggi, Kisaran, Pematang Siantar, Tanjung Balai), Jambi (Sarolangun, Pulau Pandan), beberapa tempat di Bengkulu, beberapa tempat si Sumatera Selatan (Palembang, Kayu Agung, Baturaja, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat, Muara Enim, Prabumulih), beberapa tempat di P. Bangka, Lampung (Manggala, Gunungsugih, Metro, Terbanggibesar, Kota Agung). Banten Bagian utara (Dari Cilegon hingga Tanggerang), Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat (wilayah pantai utara (Bekasi, Kerawang, Cikampek), Purwakarta, Bandung, Tasikmalaya, Ciamis), Jawa Tengah (Brebes, Tegal, Wanarejo, Kebumen hingga Wates-Yogya, Pracimantoto-Wonogiri, Pati, Purwokerto,Purbalingga), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Surabaya, Jombang, Mojokerto, Bangkalan, Sampang), Kalimantan (Singkawang, Ketapang, Samping, Tanjungselor, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin), Sulawesi (Mamuju hingga Kaluku), beberapa tempat di Irian (Waren, Wamena, Sekitar Teluk Bintuni dan P. Biak).
Menurut data MTSAT-1R (Multi-Fungsional Trasport Satelite, Informasi separsial genangan, menunjukan daerah-daerah seperti: NAD (Banda Aceh, Singli, Lhokseumawe, Bireun, Langsa, Kutacane). Sumatera Utara (Stabat, Medan, Pangkalanbrandan, Lubuk pakam, Tebing Tinggi, Kisaran, Pematang Siantar, Tanjung Balai), Jambi (Sarolangun, Pulau Pandan), beberapa tempat di Bengkulu, beberapa tempat si Sumatera Selatan (Palembang, Kayu Agung, Baturaja, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat, Muara Enim, Prabumulih), beberapa tempat di P. Bangka, Lampung (Manggala, Gunungsugih, Metro, Terbanggibesar, Kota Agung). Banten Bagian utara (Dari Cilegon hingga Tanggerang), Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat (wilayah pantai utara (Bekasi, Kerawang, Cikampek), Purwakarta, Bandung, Tasikmalaya, Ciamis), Jawa Tengah (Brebes, Tegal, Wanarejo, Kebumen hingga Wates-Yogya, Pracimantoto-Wonogiri, Pati, Purwokerto,Purbalingga), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Surabaya, Jombang, Mojokerto, Bangkalan, Sampang), Kalimantan (Singkawang, Ketapang, Samping, Tanjungselor, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin), Sulawesi (Mamuju hingga Kaluku), beberapa tempat di Irian (Waren, Wamena, Sekitar Teluk Bintuni dan P. Biak).
Dalam lampiran
dapat dilihat peta banjir di Indonesia dan Jawa. Dalam lampiran dapat
pula dilihat pola penampakan Genangan Air (Banjir) dengan sungai dan
drainasenya di Ibu kota DKI Jakarta.
Lokasi Rawan Banjir di Wilayah Hukum
Polda Metro Jaya pada tahun 2012 ada 97 titik lokasi. Dari dasar itu
pemerintah melakukan pemetaan dan sekmentasi permasalahan Kerusakan dan
pencemaran di DAS Ciliwung dari mulai hulu sampai hilirnya yang di bagi
menjadi enam (6) segmen. Dari enam segmen ini dibagi lagi menjadi tiga
yaitu di hulu permasalah yang menonjol adalah Limbah
Domestik, Limbah industry, (Kota Bogor masuk segmen 2) Erosi dan
Sedimentasi, Penataan Tata ruang (Zoning), Domestik dan peternakan (dr
mulai G. Gede pangaranggo Segmen 1), wilayah tengah,
sekmen 3 (kedung haling-pd rajeg). Persoalannya hampir sama limbah
domestik, sistem peresapan yang tidak ada, limbah industri dan
peternakan. Di segmen 4 masih di tengah antara pd tajeg. Masuk kota
Depok persoalannya Limbah domestic, system peresapan yang sudah tidak
ada dan limbah industry. Sedangkan Jakarta masuk wilayah hilir
yang terbagi dua segmen 5 jakarta selatan sampai ke pusat (masalahnya
limbah domestik, Tidak ada system peresapan dan Limbah industri) dan
segmen 6, masalahnya tidak ada system peresapan, limbah Industri, limbah
domestik, limbah padat (sampah) dan banjir. Kurang lebih permasalahan
dari hulu samapai hilir di DAS Ciliwung.
KLH juga mengeluarkan data Grafik
Perubahan tutupan hutan dan Pemukiman di DAS Ciliwung dari tahun
2000-2010 dimana tutupan hutannya menyusut tajam dibandingkan
peningkatan pemukiman yang meningkat tajam.
Hal ini semua diduga banyaknya terjadi
pelanggaran Tata ruang, tentang Pengelolaan SDA yang belum menyeluruh,
terpadu dan berwawasan lingkungan (pasal 3 UU No. 7/2004). Terjadinya
pembangunan dikawasan fungsi lindung (ex.pemukiman warga di bantaran
sungai), Terjasinya tutupan vegetasi di bawah batasan minimal. Selain
Palanggaran Tata Ruang, juga di duga sangat kuat Sungai dijadikan sarana
pembuangan limbah industri dan domestik.
Solusi yang diharapkan.
Dari problem yang ada ditawarkan solusi, beberapa opsi kualitas meliputi pengelolaan sampah padat dan pencemaran air, baik dari domestik maupun industry. sulusi kuantitas harus dilakukan perubahan lahan, baik dari hulu-kawasan lindung, tengah dan hilir. Serta berkelanjutan (Sustainability) lewat Rehabilitasi lahan dan Reforestasi.
Dari problem yang ada ditawarkan solusi, beberapa opsi kualitas meliputi pengelolaan sampah padat dan pencemaran air, baik dari domestik maupun industry. sulusi kuantitas harus dilakukan perubahan lahan, baik dari hulu-kawasan lindung, tengah dan hilir. Serta berkelanjutan (Sustainability) lewat Rehabilitasi lahan dan Reforestasi.
Solusi Jangka pendek
Pemerintah mengharapkan dalam jangka pendek terbangun pola 1. Sadar iklim, 2. Paham potensi dan kerawanan banjir dan longsor, 3. Berpartisipasi dalam pembuatan sumur resapan dan biopori, 4. Membenahi saluran air/sungai yang tersumbat oleh bangunan atau sampah terutama di daerah yang tergenang air. 5. Bila terjadi bencana banjir dan longsor, paham kawasan jalur evakuasi dan tempat penampungan sementara. 6. Berpatisipasi dalam relokasi dan rehabilitasi pasca bencana.
Pemerintah mengharapkan dalam jangka pendek terbangun pola 1. Sadar iklim, 2. Paham potensi dan kerawanan banjir dan longsor, 3. Berpartisipasi dalam pembuatan sumur resapan dan biopori, 4. Membenahi saluran air/sungai yang tersumbat oleh bangunan atau sampah terutama di daerah yang tergenang air. 5. Bila terjadi bencana banjir dan longsor, paham kawasan jalur evakuasi dan tempat penampungan sementara. 6. Berpatisipasi dalam relokasi dan rehabilitasi pasca bencana.
Solusi Jangka Menengah
Sedangkan solusi jangka menegah yang diharapkan adalah; (1) Melanjutkan pembuatan cek dam di hulu (program seribu cek dam) sebagai penampung air skala kecil. (2) Memulihkan daerah hulu dengan menanam dan memelihara pohon terutama di daerah sumber–sumber air, di tanah terbuka dan semak belukar melalui pemberdayaan masyarakat. (3) Membangun pola penanganan sistem tanggap darurat yang lebih menekankan kerjasama dengan masyarakat. (4) Membangun dan memobilisasi komunitas masyarakat yang berada di daerah banjir dengan komunitas masyarakat di lokasi yang akan dijadikan tempat evakuasi/ penampungan pengungsi.
Sedangkan solusi jangka menegah yang diharapkan adalah; (1) Melanjutkan pembuatan cek dam di hulu (program seribu cek dam) sebagai penampung air skala kecil. (2) Memulihkan daerah hulu dengan menanam dan memelihara pohon terutama di daerah sumber–sumber air, di tanah terbuka dan semak belukar melalui pemberdayaan masyarakat. (3) Membangun pola penanganan sistem tanggap darurat yang lebih menekankan kerjasama dengan masyarakat. (4) Membangun dan memobilisasi komunitas masyarakat yang berada di daerah banjir dengan komunitas masyarakat di lokasi yang akan dijadikan tempat evakuasi/ penampungan pengungsi.
Sousi jangka panjang
Sedangkan solusi jangka panjang adalah Tersusunnya Rencana Umum (Master Plan) Pemulihan Kualitas Air Sungai Ciliwung dengan 5 (lima) program utama, dengan jangka waktu 20 tahun. Yang terdiri dari; (1) pengendalian pencemaran air, (2) pengendalian kerusakan lingkungan, (3) penataan ruang, (4) penegakan hukum, dan (5) peningkatan peran masyarakat
Sedangkan solusi jangka panjang adalah Tersusunnya Rencana Umum (Master Plan) Pemulihan Kualitas Air Sungai Ciliwung dengan 5 (lima) program utama, dengan jangka waktu 20 tahun. Yang terdiri dari; (1) pengendalian pencemaran air, (2) pengendalian kerusakan lingkungan, (3) penataan ruang, (4) penegakan hukum, dan (5) peningkatan peran masyarakat
Program.
Dari dasar solusi yang ditawarkan Pemerintah (Kementerian lingkungan Hidup) juga membuat Program Pemulihan Kualitas Lingkungan Sungai di Ciliwung yang terdiri dari
Dari dasar solusi yang ditawarkan Pemerintah (Kementerian lingkungan Hidup) juga membuat Program Pemulihan Kualitas Lingkungan Sungai di Ciliwung yang terdiri dari
Program Pengendalian Pencemaran Air:
• Penanganan Limbah Domestik.
• Penanganan Limbah Industri.
• Penanganan Limbah Padat/Sampah(3-R).
• Pengendalian Limbah Pertanian.
• Penanganan Limbah Industri.
• Penanganan Limbah Padat/Sampah(3-R).
• Pengendalian Limbah Pertanian.
Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan:
• Pengendalian Lahan Kritis.
• Pengendalian Daerah Resapan Air.
• Rehabilitasi Bantaran Sungai.
• Pengendalian Daerah Resapan Air.
• Rehabilitasi Bantaran Sungai.
Program Penataan Ruang:
• Revisi Tata Ruang.
• Pemantauan dan Evaluasi.
• Pemantauan dan Evaluasi.
Program Penegakan Hukum:
• Surat Teguran (Sanksi Administrasi).
• Pencabutan Izin Usaha/Lingkungan.
• Penegakan Hukum (Sanksi Perdata dan Pidana).
• Pencabutan Izin Usaha/Lingkungan.
• Penegakan Hukum (Sanksi Perdata dan Pidana).
Program Pemberdayaan Masyarakat:
• Peningkatan Kesadaran Masyarakat.
• Peningkatan Ekonomi Masyarakat.
• Peningkatan Kesadaran Masyarakat.
• Peningkatan Ekonomi Masyarakat.
Zoroaster (Nabi Dari Persia)
Biografi Zoroaster - Nabi Dari Persia. "Nabi"-nya Iran, Zoroaster, adalah pendiri Zoroastrianisme, sebuah agama yang berlangsung lebih dari 2000 tahun dan tetap punya penganut hingga kini. Dia juga penulis Gathas, bagian tertua dari Avesta, petunjuk suci pemeluk Zoroaster.
Informasi biografis kita menyangkut Zoroaster (Zarathustra dalam sebutan Iran kuno) adalah tidak lengkap, tapi tampaknya dia dilahirkan kira-kira tahun 628 SM dan daerah yang kini termasuk Iran Utara. Sedikit sekali bisa diketahui masa kecilnya. Sesudah dewasa, dia mengkhotbahkan agama baru yang disusunnya sendiri. Pada tingkat awalnya banyak penentangan; tapi tatkala usianya menginjak empat puluh tahun, dia berhasil menarik Raja Vishtaspa sebagai pemeluknya, seorang penguasa sebuah daerah di utara Iran. Sesudah itu sang Raja jadi sahabatnya dan sekaligus pelindungnya. Menurut kisah tradisionil Iran, Zoroaster hidup hingga umur tujuh puluh tujuh tahun; kematiannya dengan begitu diperkirakan tahun 551 SM.
Teologi Zoroaster merupakan campuran menarik antara monotheisme dan dualisme. Menurut Zoroaster, hanya ada satu Tuhan sejati yang disebutnya Ahura Mazda (dalam sebutan Iran modern: Ormudz). Ahura Mazda ("Tuhan yang bijaksana") menganjurkan kejujuran dan kebenaran. Tapi, penganut Zoroaster juga percaya adanya roh jahat, Angra Mainyu (dalam istilah Persia modern: Ahriman) yang mencerminkan kejahatan dan kepalsuan. Dalam dunia nyata, ini perlambang pertentangan abadi antara kekuatan Ahura Mazda di satu pihak dan Ahriman di lain pihak. Tiap individu bebas memilih ke mana dia berpihak, ke Ahura Mazda atau ke Ahriman. Meskipun pertarungan kedua belah pihak mungkin dekat pada suatu saat, penganut Zoroaster percaya bahwa dalam jangka panjang kekuatan Ahura Mazda akan keluar sebagai pemenang. Teologi mereka juga termasuk keyakinan penuh adanya hidup sesudah mati.
Dalam masalah-masalah etika, agama Zoroaster menekankan arti penting kejujuran dan kebenaran. Ascetisme, hidup ugal-ugalan, zina, ditentang keras. Penganut Zoroaster melaksanakan pelbagai ibadah agama yang menarik, beberapa di antaranya dipusatkan pada pemujaan terhadap api. Misalnya, api suci senantiasa dibiarkan berkobar di kuil Zoroaster. Tapi, yang paling nyata dalam ibadah mereka adalah cara melenyapkan jenasah, bukannya dikubur atau dibakar, melainkan diletakkan di atas menara dibiarkan habis dimakan burung pemakan bangkai. (Burung-burung itu biasanya melalap mangsanya hingga tinggal tulang melulu dalam tempo beberapa jam).
Meskipun Zoroatrianisme punya macam-macam elemen yang serupa dengan agama-agama Iran yang lebih lama, tak tampak tersebar luas di masa Zoroaster sendiri. Tapi, daerah tempat dia hidup kait-berkait bersama dengan Kekaisaran Persia di bawah Cyrus Yang Agung di pertengahan abad ke-16 SM pada saat matinya Zoroaster. Dalam masa dua abad kemudian, agama itu diterima oleh Raja-raja Persia dan memperoleh pengikut yang lumayan. Sesudah Kekaisaran Persia ditaklukkan oleh Alexander Yang Agung di akhir pertengahan abad ke-4 SM, agama Zoroaster mengalami kemunduran deras. Tapi, akhirnya orang-orang Persia memperoleh kemerdekaannya kembali, pengaruh Hellenistis merosot, dan ada semacam kebangkitan kembali Agama Zoroaster. Di masa dinasti Sassanid (226 - 651 M) agama Zoroaster diterima sebagai agama resmi negeri Persia.
Sesudah ditaklukkan Arab di abad ke-7 M, sebagian besar penduduk Persia lambat laun memeluk agama Islam (dalam beberapa hal dengan kekerasan, walau pada prinsipnya kaum Muslimin punya sikap toleran kepada agama lain). Sekitar abad ke-10, sebagian sisa penganut agama Zoroaster lari dari Iran ke Hormuz, sebuah pulau di teluk Persia. Dari sana mereka atau turunannya pergi ke India tempat mereka mendirikan semacam koloni. Orang Hindu menyebut mereka Parsees karena asal mereka dari Persia. Kini ada sekitar l00.000 lebih kelompok Parsees di India, umumnya tinggal di dekat kota Bombay tempat mereka membentuk suatu kelompok kehidupan masyarakat yang makmur.
Zoroastrianisme tak pernah melenyap seluruhnya di Iran; hanya sekitar 20.000 penganut masih ada di negeri itu.
Kini, di dunia penganut Zoroaster lebih sedikit jumlahnya ketimbang kaum Mormon maupun Christian Scientists. Tapi, Mormonisme dan Christian Science tumbuhnya belum lama; dilihat dari perjalanan sejarah, jumlah keseluruhan pengikut Zoroaster jauh lebih besar. Ini alasan utama mengapa Zoroaster dimasukkan ke dalam buku ini, sedangkan Joseph Smith dan Mary Baker tidak dimasukkan
Lebih dari itu, Zoroatrianisme telah memberi pengaruh kepada agama-agama lain, seperti Yudaisme dan Nasrani. Bahkan, pengaruhnya yang lebih besar kentara pada Manichaeisme, agama yang didirikan oleh Mani, yang mengambil oper ide Zoroaster tentang pertentangan antara roh baik dan roh jahat dan mengembangkannya menjadi agama yang kompleks dan bersifat memaksa. Untuk sementara waktu kepercayaan baru yang ia dirikan merupakan agama besar dunia, walaupun kemudian punah seluruhnya.
TENGKAWANG (Shorea sp.)
Tengkawang adalah nama buah dan pohon yang menghasilkan minyak lemak berharga tinggi. Secara tradisional, minyak tengkawang digunakan untuk memasak sebagai penyedap makanan dan ramuan obat-obatan.
Dalam industri, minyak tengkawang digunakan sebagai bahan pengganti lemak coklat, bahan farmasi, dan kosmetika. Kini, 12 jenis tengkawang dilindungi oleh pemerintah. Tanaman ini salah satu khas dan maskot kekayaan keaneragaman hayati yang dimiliki hutan Kalbar.
Di Kalbar sekarang ini, kayu pohon tengkawang, menjadi komoditas perkayuan yang cukup tinggi nilainya. Di Kabupaten Kapuas Hulu seperti Kecamatan Bunut Hulu dan Kecamatan Belimbing dan Nanga Pinoh di Kabupaten Sintang harganya Rp 200.000-Rp 300.000 per meter kubik. Sementara di Pontianak, harganya Rp 500.000-Rp 600.000 per meter kubik.
Di Kalimantan, Kalbar tepatnya adalah daerah endemik tengkawang. Di daerah ini ada 10 jenis tengkawang yang menghasilkan biji. Jenis yang paling komersial adalah Shorea stenoptera Burk (tengkawang tungkul). Pohon tengkawang dapat berbuah setelah berumur delapan-sembilan tahun. tetapi ada juga yang berumur panjang 12-13 tahun. Tiap pohon dapat menghasil biji berkisar 250-400 kg.
Pontianak, BCC - Pohon Tengkawang adalah pohon asli khas Kalimantan. Pohon ini merupakan penghasil biji sumber minyak bernilai tinggi. Tumbuh baik pada daerah beriklim tropis basah ketinggian 5 mdpl -1.000 mdpl.
Di Indonesia terdapat 13 jenis pohon penghasil Tengkawang, 10 Jenis terdapat di Kalimantan, tiga jenis terdapat di Sumatera. Jenis yang paling komersi Jenis yang paling komersil Shorea Stenoptera.
Menurut Augustine Lumangkun, peneliti dari Fakultas Kehutanan Universitas TanjungpuraPontianak, fungsi buah Tengkawang, Borneo Tallow (minyak dari Kalimantan) atau green butter butter mirip mentega warna hijau. Illpe nut illpe nut atau vegetable tallow minyaknya sebagai bahan dasar pembuatan makanan, pelumas, farmasi,mentega,campuran produk coklat dan kosmetik (lipstik dan bisa dijadikan menjadi bahan bakar pesawat terbang.
“Pertumbuhanya sangat mudah pada umur 8-9 tahun bisa berbuah dan sepanjang tahun bisa berbuah pada habitat dan iklim yang cocok,” kata Agustine disela-sela Workshop Nasional “Strategi Nasional Konservasi Genetik Tengkawang”, di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, pada 14 Mai 2014.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Balai Besar Penelitian Dipterocarpa Kementerian Kehutanan. Menurut hasil Riset Agustine Lumangkung, jumlah pohon sudah jauh berkurang antara 50% -70%, peyebabnya adalah berkurangnya pohon Tengkawang akibat desforestasi dan berubahnya fungsi lahan.
“Ada beberapa kebijakan tradisonal masyarakat dipedalaman,namurn kebijakan lokal itu tidak mampu melawan arus perubahan fungsi lahan untuk kepentingan industri tambang dan perkebunan,tidak mungkin kalau tidak ada penyelamatan terhadap pohon tengkawang pasti keberadaannya akan punah,” kata Agustine disela-selah workshopnya itu.
“Padahal pohon Tengkawang diangkap oleh sebagian masyarakat Dayak adalah pohon kehidupan,” cerita Agustine.
Karena keberadaan sudah diangap hampir punah,maka pohon tengkawang termasuk pohon yang dilindungi, sejak tahun 1972 sudah dikeluar SK Menteri Pertanian dengan SK, Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 54 / KPTS / UM / 2 / 1972 dengan jenis meranti penghasil buah Tengkawang sebagai berikut.
Adapun jenis-jenis tersebut adalah,Shorea stenoptera Burck,Shorea stenoptera Forma Ard,Shorea gysbertiana, Shorea pinanga, Shorea compressa, Shorea seminis V. sI, Shorea martiniana,Shorea mecistopteryx Ridl,Shorea beccariana Burck,Shorea micrantha Hk. F,Shorea palembanica Mig,Shorea lepidota Bl ,dan Shorea singkawang Mig.
Menurut DR AYPBC Widyatmoko dari, Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, harus ada perlindungan variasi genetik. Karena walaupun populasi pohon tengkawan masih ada kalau variasi genetiknya berkurang kepunahanya akan makin cepat. “Konservasi genetik yang diperhatikan adalah, besaran variasi genetik,distribusi genetik, dan degradasi genetik,” kata Widyatmoko.
Wiyatmoko menjelaskan, kegiatan konsevasi pohon tengakawang bisa dilakukan dengan beberapa tahap, Penetapan dan Pengembangan konservasi in-situ sekaligus sebagai sumber benih. Pembangunan plot konservasi eks-situ, dan pemanfataannya sebagai sumber benih di masa mendatang.
Pembentukan Desa/kabupaten konservasi genetik tengkawang, Pemeliharaan dan evaluasi plot konservasi genetik tengkawang,dan Pembangunan plot pemanenan berbasis konservasi genetik.
Dia menyarankan, yang paling penting dalam konservasi genetik pohon tengkawang adalah kegiatan budidaya. Penanaman dan pemanenan Tengkawang dipantau untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keragaman genetic, dan Kegiatan pemeliharaan dan pengayaan plot korservasi in-situ dan eks-situ dimonitor dan dievaluasi.
Menurut DR Sapto Indrioko, guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, perlindungan pohon tengkawang harus dilakukan Formulasi perlindungan tengkawang berdasarkan prioritas beberapa indikator terkait bidang konservasi ekosistem. “Sumberdaya alam (biodiversitas) perlu dikelola dan dijaga dengan baik pada semua tingkatan, ekosistem, species, dan genetik,” kata Sapto Indrioko.
Untuk perlindungan tengkawang Sapto memebagi beberapa indocator diantaranya, pertama, Penegakan aturan terkait pelestarian sumberdaya hayati pada umumnya dan tengkawang pada khususnya, kedua: Pembaharuan aturan yang lebih berpihak pada rakyat dengan tetap berdasarkan prinsip kelestarian sumberdaya hayati,ketiga: Sosialisasi dan diseminasi kebijakan dan berbagai hasil penelitian untuk mendukung kelestarian sumberdaya hayati dan produksi.
“Yang paling penting adalah bagaimana masyarakat dengan mempertahankan budidaya pohon tengkawang,pandapatan masyarakat bisa meningkat,” kata Sapto.
Damianus Nadu Tokoh Adat dari Desa Sahang, Kecamatan Sanggau Ledo, mengatakan" selam ini kami di Desa Sahang mempertahan hutan adat yang isinya didominasi oleh tanaman tengkawang, mempertahankan juga berdarah-darah".
“Sudah beberapa kali perusahaan akan mengekspansi hutan adat kami,kami dengan masyarakat menolak, bahkan kami hampir tembak-tembakan denganperusahaan. Sekarang di Sahan ada hutan adat pengajit, pohonnya didominasi oleh pohon tengkawang,” kata Nadu.
Nadu menceritakan, pohon tengkawang dikampungnya bukan hanya terdapat dikawasan hutan adat pangajit saja,tetapi juga dilahan pribadi masyarakat, masyarakat sahan rata-rata punya pohon Tengkawang.
“Buah Tengkawang di Desa Sahang dijadiikan minyak goreng dan mentega. Pembuatanya sangat senderhana hanya mengunakan apitan kayu belian dan bambu,” jelas Nadu.
Dia menjelaskan, di Indonesia khusunya di Kabupaten Bengkayang harganya sangat murah. Tetapi beberapa bulan ini ada pesanan dari Malaysia yang langsung datang ke kampung berapa tonpun akan mereka tampung.
“Cuman sangat disayangkan penghargaan pemerintah itu belum ada sama sekali. Saya sarankan pemerintah memberikan penghargaan pada masyarakat Sahang, pernah Bupati Luna setelah memberi SK Bupati kawasan hutan pengajit, tapi sampai sekarang tidak ada janji hanya tinggal janji,” terang Nadu kepada Borneoclimatechange.org, hari ini.
Hutan Adat Pengajit terdapat di Desa Sahang, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengakayang, luas kawasan hutan adat Pengajit 100 hektare ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti pohon Tengkawang, Meranti, Ulin, Gaharu, Gamris, bambu dan berbagai jenis tanaman lainya.
Menurut Imanul Huda dari PRCF Indonesia, memang keberadan pohon Tengkawang terancam punah. Kata dia, sekarang sudah masuk dalam Cites 2, itu artinya sudah dalam kondisi ancaman tinggi.
“Faktor utama ancaman kepunahan pohon tengkawang adalah alih fungsi kawasan hutan secara besar-besaran. Sehingga menyebabkan kerusakan hutan makin parah,” kata Imanul.
Imanul berharap, pemerintah memberi penghargaan kepada masyarakat yang berkontribusi menyelamatkan pohon tengkawang dan memberi dana pendamping kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bergairah kembali untuk menanam pohon tengkawang,yang paling penting adalah perlindungan terhadap kawasan hutan termasuk lahan milik masyarakat.
“Alat-alat pembuat mentega dan minyak dari buah Tengkawang. Sudah seharusnya dimodernisasi oleh pemerintah, agar hasil minyak Tengkawangnya lebih banyak. Selain itu pemerintah harus mengatur tata niaga pasar buah dan minyak tengkawang,jangan sampai masyarakat dirugikan,” pungkas Imanul.(DG)*
Ada belasan jenis pohon tengkawang, di antaranya:
- Shorea amplexicaulis P.S.Ashton, tengkawang mege
- Shorea beccariana Burck, tengkawang tengkal
- Shorea compressa
- Shorea fallax Meijer, engkabang layar
- Shorea havilandii Brandis, selangan batu pinang, tengkawang ayer
- Shorea lepidota (Korth.) Blume, tengkawang gunung
- Shorea macrantha Brandis, engkabang bungkus
- Shorea macrophylla (de Vriese) P.S.Ashton, tengkawang hantelok
- Shorea mecystopteryx Ridl. tengkawang layar
- Shorea palembanica Miq., tengkawang majau
- Shorea pinanga Scheff., tengkawang rambai
- Shorea scaberrima Burck, tengkawang kijang
- Shorea seminis (de Viese) v.Slooten, tengkawang terendak
- Shorea singkawang (Miq.) Miq., sengkawang pinang
- Shorea splendida (de Vriese) P.S.Ashton, tengkawang bani
- Shorea stenoptera Burck, tengkawang tungkul
- Shorea sumatrana Sym. ex Desch, kedawang, tengkawang batu
Tengkawang:
Shorea stenoptera Nama Umum
Indonesia : Tengkawang
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliosida (berkeping dua/ dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Theales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Shorea
Spesies : Shorea Stenoptera
Ikan Belida {Binatang langka yang hampir mengalami kepunahan}
|
HMPSB "Lumba-Lumba" Universitas Jember
HMPSPB Lumba-lumba adalah salah
satu organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas di lingkungan Universitas Negeri
Jember. HMPSPB lumba-lumba masuk ke dalam HMP Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan ( FKIP ).
HMPSPB lumba-lumba adalah salah satu ekstra
yang di fasilitaskan oleh fakultas keguruan dan ilmu pendidikan kepada semua
mahasiswa khususnya pendidikan Biologi untuk menyalurkan bakat dan
kreativitasnya dalam segala hal yang berhubungan dengan Biologi.
Berawal dari berdirinya program studi
pendidikan biologi pada 18 Juli 1984 berdasarkan SK Dikti nomor
44/DIKTI/KEP/1984. Pada tanggal tersebut di mulailah awal perkuliahan
pendidikan biologi di Universitas Jember. Pada masa awal-awal perkuliahan
tersebutlah mulai tercetusnya ingin mendirikan sebuah organisasi yang dapat
mewadahi mahasiswa pendidikan biologi itu sendiri. Di tahun pertama perkuliahan
di pendidkan biologi muncul organisasi pertama kali bernama “ExBOr” (EXACT
BIOLOGI ORGANISATION). berdirinya “ExBOr” belum ada esensi yang jelas bentuk
organisasi ini. Pada tahun ketiga pendidikan biologi dan “ExBOr” berdiri,
bertepatan setelah pulangnya prof. Sudarmadji. Ph. D, dari studi S2 di Amerika,
nama “ExBOr” itu sendiri dipertanyakan dan mendapat kritikan untuk mengganti
nama organisasi ini. Nama LUMBA-LUMBA inilah pertama kali di lontarkan oleh Dr.
Suratno, M. Si yang kala itu menjabat sebagai ketua “ExBOr” dan ketua
LUMBA-LUMBA pertama kali. Nama LUMBA-LUMBA ini kemudian disepakati oleh anggota
organisasi ini dengan makna bahwasanya hewan ini mudah bersahabat dengan siapa
saja. Pada masa Dr. Suratno, M. Si, ini juga lah muncul penyetaraan
organisasi-organisasi mahasiswa pada program studi oleh PD III saat itu.
Sehingga setelah itu terbentuklah HMPSPB LUMBA-LUMBA. Dalam perkembangannya
HMPSPB LUMBA-LUMBA mengalami banyak perubahan-perubahan ke arah yang lebih
baik, di antaranya logo, logo yang kita lihat saat ini adalah perubahan dari
lambang DNA dengan Lumba-lumba di dalam segi lima, dan sekarang hanya ada
Lumba-lumba didalamnya. Susunan
kepengurusan HMP “Lumba-Lumba” sebagai berikut:
Langganan:
Postingan (Atom)